Thursday, April 21, 2011

Penentu Dalam Perselisihan


Dalam hubungan sesama manusia, mau itu saudara, suami istri, atasan dan bawahan, selalu saja ada yang namanya perselisihan dalam ukuran dan bentuk apapun. Selalu dalam pertengkaran 2 orang, setiap individu pasti menganggap dirinya lah yang paling benar. Ketika semua itu terjadi, siapakah yang benar dan siapakah yang salah? Sedangkan hasil votingnya berupa 1 suara lawan 1 suara. Mesti ada penentuannya.


Kalau saya, akan selalu mencari 1 atau lebih orang yang berada di posisi netral. Tidak memihak kepada siapapun apapun hubungannya. Menceritakan masalah yang dihadapi, dan lihat pendapat orang ketiga tersebut. Dan itulah pemecah stagnant dari perselisihan itu.

Tapi, apapun bentuk perselisihan, siapapun yang menang dan siapapun yang kalah, pasti akan meninggalkan luka. Dan luka itu harus segera diobati dan ditambal. Tetapi bagaimanapun itu, luka tersebut sudah meninggalkan bekas. Seharusnya, sebelum ada kemungkinan luka itu terjadi, seharusnya kita tidak memprovokasi hal yang akan menyebabkan luka. Tidak ada provokasi, tidak ada luka. Tidak ada luka, tidak ada bekas. Kemudian apa yang mesti kita lakukan kalau memang sudah ada luka? Diam saja dan berharap luka itu tidak meninggalkan bekas? Tentu saja bukan. Berilah obat penghilang rasa sakit. Berilah pengalihan dari hal2 yang membuat marah dan sakit hati. Alihkan pembicaraan yang panas ke hal2 yang lebih hangat. Misalnya, mengajak makan atau soft talk yang membuat pasangan kita yang sedang marah menjadi luluh hatinya. Ajaklah dengan ajakan halus tanpa memaksa dan tidak terlalu kelihatan lagi diakal2in. Bukan nasehat profesional, but at least it works on me...

Kecurigaan dan sanksi dalam suatu hubungan maupun keluarga kerap terjadi. Semua itu pada dasarnya terjadi karena kurangnya komunikasi. Jujurlah kepada pasangan anda. Tidak usah pakai sindiran. To the point apa saja yang menjadi ganjalan di hati. Minimal, setelah dikeluarkan, hati anda akan merasa lebih nyaman, dan pasangan anda juga akan mengerti, hal apa yang membuat anda curiga dan tidak senang pada awalnya.

Sebetulnya, ada satu cara simple untuk mengatasi hal diatas. Tanpa bicara malahan. Caranya yaitu SENYUM. Hanya dengan 1 senyuman sederhana, hati sepanas apapun akan menjadi dingin kembali. Teringat ajaran guru spiritual saya. Agar bisa hidup lebih bahagia dan tenteram, kita seharusnya mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta dengan menjalani semua sifatNya. Sifat Tuhan / Allah atau apapun sebutanNya ada begitu banyak. Tapi semua itu dapat dirangkum menjadi beberapa kata, yaitu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Untuk menjadi pengasih dan penyayang, cukup dengan tersenyum. Senyuman membuat nyaman semua orang yang melihatnya. Dapat dilihat dari ajaran agama Buddha. Dimana dikatakan, buddha penyelamat yang terakhir untuk akhir jaman ini adalah Buddha Maitreya (Maitri atau Cinta Kasih), yang diwujudkan dalam sosok seorang buddha yang gemuk, berkulit sehat, dan tertawa maupun tersenyum lepas. Diajarkan bahwa, tanpa bacaan, ayat atau doa, SENYUM sudah merupakan ibadah dan doa yang paling ampuh.

Tersenyumlah kepada orang lain, maka orang lain juga akan tersenyum balik kepada kita.

May God Bless Us All....

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates