Thursday, March 3, 2011

It's so hard being Human


Kehidupan yang pada mulanya asyik, perlahan-lahan berubah menjadi seperti sebuah rutinitas. Begitu banyak commitment yang mesti dipegang. Begitu banyak tanggung jawab yang mesti dipikul. Berprilaku yang selalu tidak sesuai dengan hatiku, tidak sesuai dengan prinsip dan sifatku.


Aku selalu berpikir, bahwa manusia datang ke dunia ini dengan tidak membawa apapun atau siapapun. Dan pada suatu hari, manusia itu juga akan berjalan sendiri kembali ke Penciptanya. Mengapa selalu harus mengikuti norma-norma yang berkembang dari masyarakat yang munafik hanya dengan embel-embel alasan 'benar'. Apa landasan untuk menilai sesuatu yang benar? Apakah sesuatu itu benar kalau orang lain mengatakan itu benar walaupun itu menyakitkan kita? Aku menilai kebenaran tergantung dari norma suatu masyarakat. Dari kebudayaan suatu masyarakat. Mengapa suatu budaya mengatakan sesuatu itu pantang, tetapi budaya lain malah menilai itu sah-sah saja?

Manusia selalu suka menilai manusia lain. Selalu memaksakan kehendaknya kepada orang lain yang dinilai tidak cocok dimatanya. Mengapa mesti menilai? apakah diri kita sendiri sudah layak diberi nilai bagus oleh orang lain? apakah diri kita ikhlas apabila dinilai jelek oleh orang lain?

Bagiku, yang terpenting adalah bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukan oleh diri sendiri. Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Lebih menyayangi diri sendiri. Karena orang yang bisa menyayangi dirinya sendiri baru bisa menyayangi diri orang lain.

Berapa banyak waktu yang seseorang punya di dunia ini? 60 tahun? 70 atau 80 tahun? cukupkah itu? Cukup kalau kita sudah ikhlas menerima kehidupan. Sudah puas dan merasakan semua bumbu duniawi. Manis, asin, pahit, masam dan pedas. Tidak cukup kalau ternyata masih banyak hal yang belum dikerjakan. Masih banyak yang dikejar. Memiliki segalanya, tapi merasa kekurangan. Setelah tamat sandiwara yang kita mainkan di dunia ini, apa yang tersisa? Tanggungjawab, kenangan, derita atau warisan? Dan berapa lama hal tersebut bisa bertahan? Pada akhirnya, semua akan hilang seperti asap.


Apapun yang mau terjadi, terjadilah. Segala kegagalan, hanya akan menjadi cerita lucu ketika kita sudah sukses nanti. Dan segala kesuksesan tidak akan cukup apabila kita selalu merasa kurang.
Manusia itu makhluk yang merepotkan. Bukan direpotkan orang lain, melainkan oleh diri sendiri.

Sebetulnya capek sekali hidup ini. Sesuatu dikejar seumur hidup, dan berakhir tanpa membawa apapun. Lihatlah tsunami Jepang. Segala asset yang dikumpulkan, rumah mewah, mobil mewah, beserta semua barang-barang mewah yang diperoleh dengan susah payah, baik legal maupun tidak. Hanya dengan sapuan ombak laut dalam beberapa menit, semua habis. Ludes. Rata dengan tanah. Semua tinggal cerita.

Aku ingin hidup dengan merasa bahwa hari ini adalah hari terakhir aku hidup. Maka hidupku akan tanpa penyesalan. Enjoy life, but still be responsible.

Template by:

Free Blog Templates